Thursday, 18 December 2014

Benarkah Nabi Muhammad SAW adalah Nabi Palsu?

Bukti bukti bahwa Al Quran adalah kitab Suci, Firman Tuhan. Bukan buatan manusia. Termasuk Nabi Muhammad SAW.

Tidak ada manusia yang sempurna. Sempurna dalam artian manusia yang luput dari kesalahan. Jika diibaratkan, maka pabrik mobil telah menciptakan mobil sebaik mungkin. Tapi jika pengendaranya lalai, maka mobil bisa saja membunuh beberapa orang dengan cara menabrak mereka.

Nabi junjungan kitapun, sebagai manusia yang terbaik, pernah membuat kesalahan. Itu tercermin dalam surat Abasa (80) ayat 1 tentang Nabi yang berpaling dari seorang buta yang ingin menemuinya. Padahal baru diduga bahwa ia ingin menyucikan dirinya. Nabi tidak tahu apakah ia akan meminta minta atau belajar tentang Islam. Sementara yang dihadapannya adalah pembesar pembesar negara yang diharapkan menjadi pembela pembela Islam. Ada kekhawatiran Nabi jika pembesar merasa terhina jika berkumpul dengan orang yang tidak bisa melihat itu, lalu mereka batal masuk Islam. Sesuatu hal yang bisa saja difikirkan oleh setiap orang.

Apa hal yang menarik dari penjelasan diatas?

  1. Nabi menunjukkan bahwa ia benar benar hanya sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Hanya bendanya yang harus diperhatikan. Nabi langsung ditegur oleh Allah SWT. Beda dengan manusia lain.

  2. Nabi bisa saja menghilangkan ayat Abasa ini, baik satu ayat saja, ataupun satu surat itu agar Nabi kelihatan sebagai manusia Suci yang bebas dari kesalahan.

  3. Atau, Nabi bisa saja merubah bunyi ayat yang memberitakan tentang kesalahannya.

  4. Nabi tidak membuat ayat yang berisi peng-Agung-an Beliau agar ia juga disembah karena ia adalah Tuhan atau Bagian dari Tuhan. Padahal Nabi bisa saja melakukannya karena pengikutnya sudah banyak dan setia. Itu adalah salah satu bukti bahwa Al Qur'an benar, karena apa untungnya bagi Nabi jika Beliau membuat sebuah agama, yang memerintahkan untuk menyembah Allah SWT, yang bukan diri dan tidak ada hubungan keluarga dengan Nabi. Kalau Islam adalah buatan Nabi, maka Beliau akan memerintahkan umatnya untuk menyembah pada diri Nabi atau orang yang memiliki hubungan keluarga dengan Nabi atau pihak yang mau membayar Nabi dengan bayaran yang besar. Jadi, tidak ada keraguan dalam Islam bahwa "Nabi tidak mungkin membuat agama palsu". Agama Islam pasti dari Allah SWT.

  5. Nabi tidak menyisipkan ayat ayat yang mengagungkan orang tua atau semua yang bertalian darah dengannya. Bukankah itu bisa saja terjadi? Bahkah Al Qur'an berisi kisah tentang Nabi Isa dan ibunya cukup bayak, tapi tidak ada ayat tentang ayah atau ibu Nabi. Hanya orang yang tidak berfikir saja yang masih meragukan Nabi. Seharusnya mereka meragukan siapapun yang membuat kitab lalu mengaku diri sebagai tuhan atau bagian dari tuhan.

  
Tulisan berikutnya akan mengupas bahwa pentafsir Al Qur'an Ibnu Katshir pun memiliki kesalahan dalam mentafsirkan Al Qur'an. Orang yang mati matian membela Islampun, seperti Ahmad Deedat dan Shabir ally pun juga salah dalam memahami Al Qur'an.

No comments:

Post a Comment