Thursday 4 December 2014

Nabi Sulaiman dan Candi Borobudur apakah sebuah Kebohongan Sejarah?

Banyak orang yang membodohi umat Islam agar tidak berkembang.

Saat berbicara tentang fenomena Borobudur versi KH Fahmi Basya, seorang jamaah menyatakan bahwa teori itu sesat menurut ulama yang dia percaya.Sayapun penasaran untuk mengetahui kebenaran pendapatnya. Yang saya dapatkan adalah ulama dalam tanda petik itu tidak punya web, atau webnya sudah tidak aktif lagi. Informasi yang didapat malah ia diserang karena membela orang yang dianggap salah.

Ketika melihat tulisan tulisan yang mengkritik pendapat KH Fahmi Basya, dapat disimpulkan bahwa mereka adalah orang orang yang naif dan tidak punya hak untuk menyanggah. Mereka menolak membabi buta, tanpa punya pengetahuan sedikitpun.

Lalu, apakah pendapat KH Fahmi Basya sudah benar? Tidak ada yang mampu mengatakannya, tetapi seharusnya tidak ada juga yang berhak mengatakan bahwa itu salah. Kita kembalikan saja pada sang Maha Pencipta.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari para penyanggah adalah mereka sadar atau tidak, sedang memperbodoh umat. Mereka tidak mengerti tentang Metoda Ilmiah, dan bisa jadi mereka sama sekali tidak pernah melakukan penelitian / riset ilmiah. Dalam Riset, yang perlu diperhatikan adalah metoda yang digunakan, serta fakta fakta yang diungkapkan. Ini tidak dimiliki oleh penyanggah, termasuk ulama yang dipercaya jamaah tadi. Jika benar ia menyanggah, maka sama sekali ia tidak berhak menyatakannya karena ia tak punya pengetahuan yang cukup tentang materi itu.

Penyanggah sama seperti manusia kuno yang tidak percaya bahwa manusia bisa terbang. Kenyataannya sekarang pesawat lalu lalang di langit biru, bahkan katanya sudah mendarat di bulan. Ditulis "katanya" karena belum dirasakan dan dibuktikan sendiri. Inipun jadi perdebatan, tapi penyanggah menggunakan bukti bukti ilmiah, sedangkan penyanggah KH Fahmi Basya hanya bermodalkan kenaifannya. 

Lalu apa inti dari tulisan ini? Umat Islam sangat berjaya zaman dahulu. Ahli Kimia, Ahli Matematika, ahli Kedokteran dan masih banyak yang lainnya. Lalu mengapa sekarang tidak ada? Karena adanya oknum oknum yang sadar atau tidak, turut serta membodohi umat. Mereka hanya mengerjakan apa yang mereka sangka benar, kalau tidak maka dianggap bid'ah. Mereka tidak sadar bahwa mereka sangat banyak menjalankan bid'ah.

Wahai para penyanggah. Mulailah untuk berfikir. Sanggahlah kalau anda punya pengetahuan tentang itu. Dengan cara yang ilmiah. Kalau anda tidak setuju, tapi tidak tahu alasannya, maka diamlah karena KH Fahmi Basya atau yang lainnya tidak memaksa anda untuk mempercayai teorinya. Bagaimana dengan teori darwin? Dari sejarah diketahui bahwa teori itu terkenal karena ditekan oleh lembaga agama, sehingga malah jadi terkenal.

Mereka, KH Fahmi Basya dan yang lainnya adalah orang yang merasa punya Aqal dan mencoba untuk menggunakannya, mereka berijtihad. Jika ada yang tidak mau menggunakan Aqal, jangan membuat orang berhenti untuk menggunakan Aqalnya. Teori KH Fahmi Basya hanya jadi bahan pemikiran bukan sebuah ibadah yang harus dilakukan manusia, sehingga tidak bertentangan dengan agama. Yang salah adalah orang Islam yang beribadah ke Borobudur karena teori itu. Ziarah kubur dianjurkan, tapi jika ada yang meminta minta ke kuburan, yang salah bukan ziarah kuburnya, tapi yang meminta ke kuburan.

Jika dilihat alasan bagi orang yang menolaknya adalah, sejarah yang jelas jelas buatan manusia. Tidak ada saksi hidup yang membenarkannya. Tentang dinasti yang membangun dan sebagainya.

Bagi mereka yang tidak mau menggunakan Aqal, jangan hentikan orang yang mau menggunakan Aqalnya. Kumpulkan banyak informasi, tapi pilih yang akan diyakini. Orang tidak dihukum dengan apa yang diyakini, tapi berdasarkan apa yang diperbuat.

Sekali lagi, apakah teori KH Fahmi Basya benar? Hanya Allah SWT yang tahu jawabannya. Yang bisa menyalahkan atau membenarkan. Bukan manusia manusia naif yang tidak pernah melakukan riset.

Tidak ada manusia yang sempurna, jadi jangan percaya 100% walaupun dikatakan oleh orang yang mengaku atau diaku sebagai ulama, karena ia manusia juga. Yang Mulia Ahmad Deedat pun punya pendapat yang bertentangan dengan Al Qur'an tentang teori penyaliban, tetapi lebih banyak kebenaran yang ia ungkapkan. Mudah-mudahan segala Dosa pejuang Islam, baik agama maupun ilmu pengetahuan dan teknologi diampuni Allah SWT. Amin Ya Rabbal 'Alamin.

13 comments:

  1. bisa anda jelaskan ? mengapa nabi sulaiman menyuruh memahat patung budha ? atau nabi sulaiman yang menyuruh membuat berhala dewi durga di borobudur dan prambanan ? sertakan bukti kuat kalau perlu ayat alquran

    ReplyDelete
    Replies
    1. Patung itu sebagai media bahasanya nabi sulaiman bukan untuk di sembah bro

      Delete
    2. Iya. malah patung-patung itu mainannya anak-anak.

      Delete
  2. @mohammad hermawan, jawaban dari pertanyaan anda ada disurat an-naml

    ReplyDelete
  3. Orang agama budha juga tidak tahu kalau itu patung budha....mereka dikasih tahu orang yang menutup nutupi sejarah

    ReplyDelete
  4. Ayatayat alloh itu gak bakal hancur, ka'bah pun dulu sebelum kanjeng nabi diutus jadi tmpt sesembahan berhala bertahun tahun, pusat kemasiatan etc, monggo silahkan di lanjutkan risetnya pak fahmi basya

    ReplyDelete
  5. Monggo di lanjutkan risetnya pak fahmi

    ReplyDelete
  6. Monggo di lanjutkan risetnya pak fahmi

    ReplyDelete
  7. Klw kita org islam yang beriman itu harus percaya kepda kitab sucinya yaitu alquran,FB hanya membuktikan dengan ilmunya,jadi bukan FB yang berbicara klw borobudur dalah peninggalan nabi sulaiman tapi alquranlah yang berbicara,percayalah 100 persen kepada alquraan

    ReplyDelete
  8. Klo kalian percaya alquran yg mulia, baca kitab tafsir alquran yg otentik, telah teruji secara otentik dan telah dikomentari oleh para ulama sedunia..banyak kok, ada ibnu katsir, qurtubi, thobari, jalalayn, ato carilah ustadz yg mengacu pada kitab2 tafsir yg otentik tsb, bukan sok ustadz ato sok kiayi yg menafsirkan alquran menurut hawa napsu dan pemikiranya sendiri..menafsirka alquran ada metodenya om..agar penafsiran itu tidak menyimpang dari kehendak Allah dan Rasul nya.,baca hadist nabi ini, semoga bs jadi pengingat bagi anda utk segera insyaf : Barangsiapa berkata tentang Al Qur’an dengan logikanya (semata), maka silakan ia mengambil tempat duduknya di neraka” (HR. Tirmidzi no. 2951)

    ReplyDelete
  9. Waham + klenik + psuedoscience + penafsiran alquran dan hadist secara ngawur = cocokologi ala fahmi basah.. sayang sekali, banyak pendukungnya justru datang dr kalangan intelektual..heran, dibuang dimana yah nalar mereka??

    ReplyDelete