Thursday 23 January 2014

Cara makan menurut Islam, Sudah benarkah cara makan Kita?

As Salamu'alaikum Wr. Wb.

Dalam sebuah tayangan di TV diperlihatkan bagaimana orang barat ingin mendalami kehidupan para biksu dalam hal makan. Mereka makan dari tempat makan sendiri, makan sampai habis lalu menuangkan air minum ke piring makan untuk membersihkan piring dan terakhir meminum air cucian tadi.

Agama Islam juga memberi tuntunan dalam hal makan,  karena tidak layak sebuah ajaran disebut agama jika untuk tiap aktifitas manusia tidak ada tuntunannya. Mulai dari perlakukan terhadap rambut sampai kuku kaki, mulai dari bayi sampai mendapatkan bayi termasuk pernikahan, perdagangan dan pewarisan.

Jika dilihat dari pola makan, terutama Indonesia, termasuk orang yang makan dalam acara acara keislaman, ternyata banyak sekali yang mengambil makanan dalam jumlah yang banyak lalu menyisakannya. Bisa jadi karena kurang enak atau kekenyangan.

Kita mungkin tidak perlu seekstrim contoh diatas, tapi saya berkeyakinan bahwa setiap butir nasi/ gandum, setiap potong lauk menyerahkan dirinya untuk dimanfaatkan. Jika ada yang tersia-sia maka menghasilkan energi negatif, energi ini mempengaruhi orang yang membuang makanan tadi sehingga muatan energi negatif (jelek) nya meningkat.

Kalaulah terpaksa ada sisa, niatkan bahwa sisanya untuk hewan lain, misalnya kucing. Marilah kita makan sesuai dengan kemampuan kita untuk menghabiskannya. Jangan menyisakan sebisa mungkin. Tidak perlu sampai cuciannya diminum atau piringnya dijilat. Ingatlah Inna mubazirina ikhwanu syaitan. Orang mubazir (yang suka membuang buang hal yang berguna) adalah teman setan.

Tidak hanya makan, tetapi juga minum dan hal hal lain.

Nantikan tulisan berikut, jumat depan dan silahkan tuliskan pendapat anda, termasuk mengkritik blog ini.

No comments:

Post a Comment