Thursday, 8 May 2014

Berjuanglah menghadap Ka'bah. Syarat Syah Shalat.

RASHDUL QIBLAT, saat tepat memperbaiki Kiblat Umat

Untuk lebih memahami tentang Syarat Sah Shalat menghadap ke Ka'bah, maka hari senin tanggal 5 Mei 2014 saya mencoba konsultasi dengan Dewan Dakwah pusat.


Tapi dari seorang petugas disana saya mendapat penjelasan yang aneh dan tidak ilmiah. Dia mengatakan Kiblat Orang di dalam Ka'bah bisa kemana saja. Kiblat orang di Masjidil Haram adalah Ka'bah. Kiblat orang Mekah adalah Masjidil Haram. Sedangkan Kiblat orang luar (termasuk Indonesia mungkin, pen) adalah Mekah.

Bagaimana cara orang Indonesia mengarah Ke Mekah? Menggunakan Ilmu Falaq? Apakah bisa? Kalau bisa mengapa tidak langsung mengarah ke Ka'bah. Sama seperti yang diminta Nabi Muhammad SAW pada Allah. Mengapa puas hanya Mekah dengan usaha yang sama? Sungguh fikiran yang tidak logis. Tidak memahami makna.


Dari petugas yang lain saya juga mendapatkan penjelasan yang aneh yang menyatakan bahwa menghadap ke Ka'bah bukan Syarat Sah Shalat. Ini berbeda dari beberapa buku dan sumber informasi yang saya baca, bahwa salah satu Syarat sah Shalat adalah menghadap ke Kiblat dan Kiblat Islam seperti yang diminta Rasulullah adalah Ka'bah. Kita diminta untuk berijtihad mencarinya. Kalau hanya mengikut saja, apalagi ikut yang salah, pasti salah.

Menghadap Ke Kabah adalah Syarat sah shalat. Tidak menghadap Ka'bah berarti Shalat tidak sah, kecuali ada uzur. Tuna netra, perang, diatas kendaraan dan benar-benar tidak bisa mengetahuinya karena gelap. Tetapi sekarang banyak cara untuk mengetahuinya dengan aplikasi yang ada di smartphone.

Mengapa harus menghadap Ka'bah?
  1. Itu yang dilakukan dan diminta Rasulullah pada Allah. Jika Kiblat bisa kemana saja, seperti pemahaman yang kurang tepat yang menyatakan kemana saja kamu menghadap disitu ada Allah, untuk apa Nabi minta pada Allah agar bisa berkiblat ke Ka'bah?
  2. Nabi sangat mencintai Ka'bah, maka pengikutnya seharusnya juga mencintainya, jika tidak mau berusaha, berarti tidak layak disebut sebagai pengikut Rasulullah.
  3. Nabi pernah melihat Malaikat Tawaf di Baitul Makmur di Surga. Jika Baitul Makmur runtuh, maka akan menimpa Ka'bah. Mungkin itu sebuah isyarat bahwa jika ingin surga, mulailah membiasakan diri tawaf dan fokus dibawah Baitul Makmur, yaitu Ka'bah.
  4. Secara fisika, fokus pada 1 titik akan menghasilkan energi yang kuat, seperti pada laser. Teori fisika yang lain menyatakan bahwa perputaran aturan tangan kanan akan menghasilkan medan listrik mengarah ke atas. Menurut www.youtube.com/watch?v=BneMF_r4DlE, Neil Amstrong melihat ada sinar tanpa batas memancar dari Ka'bah. Apakah karena adanya perputaran dan fokus di Ka'bah dan Baitul Makmur?
Jika penjelasan ke 4 dianggap salah, maka penjelasan 1,2,dan 3 cukup jadi alasan untuk mengingatkan kita agar berjihad mencari arah Ka'bah, itu jika ingin menjadi bagian umat Nabi Muhammad SAW, yang harus mencintai apa yang disukai dan dicintai Rasul. Ingatlah bahwa setiap agama langit punya Kiblat seperti dalam ayat 2: 145.

Cara lain untuk menghadap Ka'bah adalah melihat matahari tanggal 28 Mei 2014 ini jam 16:18. Informasi tambahan bisa diunduh di www.maptude.com/KiblatPrint.ppt 


Tulisan jum'at mendatang dilanjutkan dengan anjuran petugas tempat saya berkonsultasi agar ikut saja walau salah karena sama sama menyembah Allah. Sebagian Umat dibodohi oleh oknum yang mengaku berilmu.

No comments:

Post a Comment