Jawaban bagi yang mengabaikan / meremehkan Ka'bah
Sebenarnya hal termudah yang kita lakukan agar Shalat kita syah walau tidak menghadap Ka'bah adalah meminta pada Allah SWT agar menghadap Ka'bah bukan jadi syarat syah Shalat, tetapi sekedar anjuran. Ada yang mau? (mereka bukan umat Rasul).
Setiap agama punya Kiblat seperti dalam ayat Al Baqarah 145. Kalau tidak menghadap Ka'bah, bisa jadi dia berkiblat ke kiblat yahudi atau nasrani.
Kalau menghadap hadap bukan kewajiban, untuk apa Nabi meminta berulang ulang agar Kiblat dipindahkan? Mengapa saat Shalat, Nabi merubah arah Kiblat ke Ka'bah. Mengapa sahabat yang sedang Shalat harus merubah arah ke Ka'bah. Mengapa tidak menunggu pada shalat selanjutnya.
Hanya manusia primitif yang menganggap menghadap Ka'bah adalah sebuah kesusahan karena kita bisa menggunakan teknologi, google, kompas atau cara manual Rashdul qiblah yang jatuh tanggal 28 Mei kemaren. Info selanjutnya bisa diunduh di www.maptude.com/KiblatPrint.ppt banyak hikmah saat menghadap Ka'bah, termasuk berhubungan dengan Baitul Makmur di Surga.
Lebih baik takut Shalat tidak syah, lalu berusaha memperbaikinya dari pada menganggap syah, padahal tidak memenuhi syarat uzur, yaitu Tuna Netra, perang, perjalanan dan tidak tahu arah karena tidak punya uang 5000 rupiah agar orang warnet membantu mencarikan arah Kiblat tempatnya, menggunakan peta Google, seperti www.maptude.com/qibla atau banyak aplikasi lain.
No comments:
Post a Comment