Saturday 21 March 2015

Menghadap Kiblat adalah Syarat Sah Shalat.

Sudah Sahkah Shalat Anda ?

Setelah belajar tentang peta Google dan menjadikannya fokus untuk riset ilmiah beberapa kali, saya mengetahui betapa mudahnya untuk mengetahui arah Kiblat yang benar.

Mengetahui bahwa hampir 80% Masjid di daerah Indonesia yang tidak menghadap ke Ka'bah sungguh sangat mengusik saya. Apakah mereka memang belum tahu dimana arah Ka'bah? atau mereka belum tahu cara mengetahui arah Ka'bah?

Jika memang belum tahu, maka sebagai orang yang sudah tahu maka saya berkewajiban untuk menyampaikannya pada Muslim dan Muslimat terutama yang menjadi pengurus Masjid.

Tapi apa yang terjadi ketika saya mencoba menyampaikan kebenaran tentang kewajiban Shalat menghadap Kiblat, yaitu Ka'bah. Mereka tidak perduli dengan arah Kiblat. bagi mereka Shalat adalah Takbir, Ruku' dan Sujud. Bukan menghadap ke Ka'bah. Bukankah Allah SWT juga tidak berdiam di Ka'bah, kata mereka.

Ada juga jamaah yang mengambil ayat yang menyatakan bahwa kemanapun kau menghadap, maka disitulah wajah Allah.

Jika Shalat bisa menghadap kemana saja, mengapa Menghadap Kiblat menjadi syarat sah Shalat. Artinya jika tidak menghadap Ka'bah maka Shalat tidak sah.

Jika Shalat bisa menghadap kemana saja, Nabi Muhammad benar benar melakukan pekerjaan yang sangat sia sia dengan menengadah berulang ulang hanya agar diizinkan untuk Shalat menghadap Ka'bah. Bukankah Nabi bisa langsung menghadap Ka'bah tanpa minta izin? Sehingga tidak perlu ada ayat ayatnya.

Jika Shalat bisa menghadap kemana saja, untuk apa ada Masjid Kiblatain, yang artinya Nabi Shalat 2 Rakaat menghadap ke Baitul Maqdis, lalu ketika ada ayat yang memerintahkan Shalat menghadap ke Ka'bah, Nabi lalu menghadap ke Ka'bah. Mengapa tidak menunggu sampai 4 rakaat selesai,lalu Shalat berikutnya baru menghadap Ka'bah.

Jadi, siapapun yang tidak menghadap ke Ka'bah saat Shalat, sama saja ia tidak menghargai, bahkan menghina Nabi. Bisa jadi mereka juga bukan pengikut Nabi karena apapun yang dilakukan Nabi harus kita lakukan, apalagi ada ayat yang mendukungnya.       

Tulisan selanjutnya adalah tentang pemahaman bahwa berdoa tanpa memahami arti tidak akan mendapatkan pengabulan, hanya mendapat pahala karena mengaminkan doa orang lain yang berdoa menggunakan bahasa Arab.

No comments:

Post a Comment